Measurement of Boundaries and Installation of Boundary Marks for the Function of The Muara Mahat Limited Production Forest in Kampar District, Riau Province
Abstract
Forest areas that remain with permanent boundaries, namely location, location, area and boundaries that are fixed and definite physically in the field and have legal certainty. To achieve certainty of forest areas, forest area confirmation is carried out, through a long process, namely designation of forest areas, boundary arrangement, mapping and determination of forest areas. The purpose of the Functional Boundary Arrangement is to make the Functional Boundary Mark of the Muara Mahat Limited Production Forest Area in Kampar Regency, Riau Province have legal certainty regarding the location, area and boundaries both administratively and physically in the field. The methods used in general are: Observation, is an activity for observing satellite signals to boundary markers in the Muara Mahat Limited Production Forest Area, Kampar Regency, Riau Province. Receiver, to measure auxiliary points or turning points with a distance of approximately 100 meters. The results of the implementation of the Definitive Boundary Arrangement activity in the form of a map with the title "Map of the Muara Mahat Limited Production Forest Area Boundary Arrangement in Kampar Regency, Riau Province Scale 1: 50,000" which consists of 1 map sheet. In making the map, it is equipped with various symbols according to the information found in the field and contains a situation map on a scale of 1: 1,000,000, signed by the Forest Area Boundary Arrangement Committee. Of the 59 (fifty-nine) boundary markers that are attached, there are measurement points that are carried out using a GPS receiver type GPS receiver type navigation brand Garmin 64SC with an absolute method by averaging with a distance of ± 100 meters. Measurements using GPS Navigation are used as a reference for the measurement route and as a benchmark for the Boundary Pal seal.
Full text article
References
Benita, P. 2022. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan Oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (Kph) Mantingan. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
Ernikawati, Sandalayuk, Ruruh, A. Suma, ZNY. (2023) Ethnopharmacology Potentials of Mangrove Bulalo, North Gorontalo. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 9 (11), 10349-10355.
Kartodiharjo, Hariadi., Bramasto Nugroho dan Haryanto R. Putro. 2011. Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan - Konsep, Peraturan Perundangan dan Implementasi. Ringkasan Barbara Lang. Direktorat Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Penggunaan Kawasan Hutan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Kementrian Kehutanan, Jakarta.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.903/Menlhk/Setjen/Pla.2/4/12/2016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 15 tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 tanggal 1 April 2021 tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan, dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, Serta Penggunaan Kawasan Hutan.
Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.2/VII-SET/2014 tanggal 4 Februari 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penataan Batas Kawasan Hutan dan Wilayah Tertentu yang ditunjuk sebagai kawasan hutan dengan menggunakan GNSS (Global Navigation Satellite System).
Peraturan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Dan Tata Lingkungan Nomor : P.6/Pktl/Setdit/Kum.1/11/2017 tanggal 6 November 2017 Tentang Petunjuk Teknis Penggambaran Dan Penyajian Peta Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ruruh, A. dan Ernikawati, 2021. Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pesisir Pantai Desa Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Bonita, Vol 3 Nomor 1 Juli 2021:1-8.
Ruruh, A. dan Suma, ZNY. 2024. Keanekaragaman Satwa Dikawasan Mangrove di Desa Katialada Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Humaniora, Sosial dan Bisnis, Vol. 2 No. 8 (2024)
Sandalayuk, D. Djabar, M. Ruruh, A. (2023) Thinning on the Growth of Red Jabon Trees (Anthocephallus macrophyllus) in the Industrial Plantation Forest Area. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 9 (8), 5852-5858
Suprianto, T. 2012. Kesatuan Pengelolaan Hutan : Menuju Pemanfaatan Hutan Lestari. Direktorat Jenderal Planologi, Kementerian Kehutanan – UN-REDD Programme Indonesia, Jakarta.
Sulaminingsih, S. Silamat, E. Ruruh, A. Syaiful, M. Nisari, A. AR. M. 2024. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Peningkatan dan Penurunan Produktivitas Tanaman Pangan. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP).7 (3), 10189–10195.
Udoyo, Rahmat Prapto. 2014. Penerimaan Sosial Masyarakat Terhadap Keberadaan Hutan Rakyat di Kabupaten Tanah Laut. Tesis. Program Studi Pascasarjana, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi tercapai secara optimal dan lestari.
Authors
Copyright (c) 2024 Alexander Ruruh, Muammar Hasan Tuharea, Sarnadi Sarnadi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.